Welcome to My Blog and My Life

Stay Tune!:]

Kamis, 26 Juli 2012

GUE DIANTARA MEREKA – PART 6


 

Setelah Gabriel tidak terlihat lagi oleh pandangan Sivia, Sivia pun tersenyum.

"Dugaan gw bener kan Yel. Pada dasarnya lu tetep cowo biasa yang ga tega ngeliat seorang cewe nangis."

Tanpa disadari Sivia dan Gabriel sepasang mata menatap mereka dengan perasaan tidak suka.

"Kok Iyel bisa bersikap baik sama cewe itu, apa hubungan mereka ya.,???padahal selama gw kenal sama Iyel, jangankan megang pipi gw, megang tangan gw aja ga pernah kalo bukan ga sengaja."

"Nanti aja deh balik kerja gw tanya sama dia." Pikir Gadis itu yang ternyata Agni.

***

Metromini berwarna orange itu terlihat sesak oleh penumpang. Salah satu penumpang metromini itu tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian yang baru saja dialaminya. Dia meraba-raba pipinya sendiri. Senyum simpul kembali menghiasi bibirnya.

"Iyel.,Iyel.,Iyel.," Gumamnya

"Perlahan tapi gw yakin pasti gw bisa masuk ke dalam kehidupan lu Yel, bukan buat ngacauin semuanya Yel, tapi gw harap gw bisa bantu lu buat dapetin hak lu yang selama ini hilang Yel, gw bakal bantu lu biar lu lebih di hargai orang,"

Tekad Sivia begitu kuat, seiring dengan perasaan sayangnya kepada Gabriel.

***

Di daerah selatan kota Jakarta, seorang laki-laki muda dengan motor Vega R nya berhenti di sebuah tempat kost wanita yang sering di datanginya. Laki-laki muda itu turun dari motornya, membuka helm yang menyembunyikan wajahnya. Kemudian berjalan lesu menuju salah satu pintu kamar kost yang berjejer mengelilingi halaman tempat kost itu.

Setelah dia mengetuk beberapa kali akhirnya pintu kamar kost itu pun terbuka. Seorang gadis muda dengan hanya memakai celana training dan kaos oblong berwarna kuning terlihat di ambang pintu kamar kost itu dengan senyuman terkembang di bibirnya.

"Rio.," Ujar Gadis itu

"Kamu gimana Fy, masih berasa ga enak badan.,???" Tanya Rio kepada kekasihnya yang saat itu tidak masuk kerja dikarenakan sakit.

"Sebetulnya aku tadi pagi cuma pusing doank sih, mungkin terlalu banyak begadang dikejar deadline." Ujar Ify, yang selama dua tahun ini bekerja sebagai columnis di salah satu kantor majalah ternama.

"Masuk dulu Yo.," Ajak Ify

"Makanya meskipun banyak kerjaan jangan lupa istirahat sama makan donk." Kata Rio

"Kamu sendiri kok keliatan lesu gitu, kenapa.,???" Tanya Ify yang melihat wajah Rio yang terlihat begitu kusut.

"Iyel Fy.," Ujar Rio dengan mimic wajah yang begitu tidak bersemangat.

"Kenapa lagi sama Gabriel.,???"

"Dia kena skors Fy."

"Kok bisa.,???"

"Ternyata kebiasaan merokoknya suka dia lakuin di sekolah juga" Terang Rio

"Aku bingung Fy, gimana caranya bicara sama dia, biar dia ngerti kalo aku tuh peduli sama dia, aku ga suka ngeliat dia seperti ini," Terang Rio lagi

"Kamu harus lebih sabar menghadapi dia Yo.,"

"Tapi percuma Fy, dia udah terlanjur benci sama aku"

"Dia ga benci sama kamu Yo, dia hanya kecewa dengan situasi yang ada selama ini, aku yakin kok kalo kamu lebih sabar dia akan mengerti semuanya. Ini semua juga bukan salah kamu kan Yo,"

"Aku tau Fy ini bukan salah aku, tapi aku udah ga tahan Fy, tanggung jawab yang aku pegang terlalu besar. Aku ga sanggup Fy. Dengan Iyan yang masih kecil, Shilla ade perempuan aku satu-satunya yang masih butuh perhatian lebih, dan sekarang Iyel.,.," Ujar Rio dengan tatapannya yang kini terlihat kosong.

"Kadang terlintas di pikiran aku buat certain semuanya sama Iyel Fy, semua rahasia itu, biar Iyel ngerti."

"Tapi itu kan ga menjamin semua masalah bakal selesai Yo, malah ada kemungkinan bakal timbul masalah baru.,"

"Kamu bener juga sih Fy" Sela Rio seraya menarik nafas yang begitu panjang menggambarkan betapa beratnya beban yang dipikul oleh Rio.

"Aku juga kadang jadi merasa bersalah sama kamu Fy.," Kata Rio lagi

"Aku.???,kenapa.,???" Tanya Ify heran

"Hubungan kita udah cukup lama kan Fy, aku juga udah cukup serius sama hubungan kita, tapi gara-gara masalah aku, semuanya jadi stuck ga ada perkembangannya."

"Aku ngerti kok Yo, aku juga ga akan maksa kamu, selama kamu masih ada disamping aku, aku juga akan tetap ada disamping kamu," Jawab Ify seraya menggenggam tangan Rio.

"Ma kasih ya Fy"

Saling pengertian yang terjalin diantara mereka berdua memang begitu kuat, tak heran kalo hubungan mereka yang telah terbina hampir tiga tahun itu selalu baik-baik saja.

***

Disalah satu jalanan perumahan itu Gabriel terlihat berjalan dengan pikiran yang melayang entah kemana. Setelah apa yang baru saja terjadi, Gabriel merasa aneh dengan dirinya sendiri.

Gabriel memasuki rumahnya, terlihat Shilla yang menunggu dirinya.

"Gimana bang.,Abang udah minta maaf sama kak Via.,???"

"Udah.," Jawab Gabriel singkat

"Trus.,???"

"Ga ada terusnya udah itu doank, bawel amat sih. Urusin aja tuh si Iyan, jangan ampe dia nangis, BERISIK!!.," Ujar Gabriel yang langsung pergi menuju kamar tidurnya.

Gabriel mengunci rapat pintu kamarnya. Kini dia duduk di tepian tempat tidurnya. Menatap kedua belah tangannya. Meraba-raba tangannya sendiri, tangan yang tadi menghapus air mata Sivia. Gabriel begitu tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lakukan.

"Kenapa gw seperti ini.,???" Tanya Gabriel kepada dirinya sendiri.

"Kenapa dia harus memaksa masuk kedalam kehidupan gw, padahal kehidupan gw ga menarik sama sekali." Pikir Gabriel tadi

"Kenapa gw harus merasa peduli sama elu.,???Kenapa harus ada perasaan bersalah pada saat ngeliat lu nangis."

Setelah sekian lama Gabriel merenung didalam kamarnya itu, Gabriel tetap tidak mengerti dengan apa yang terjadi dengan dirinya.

"Aaaaarrrrggghhh.,kenapa lu bikin gw ga kenal sama diri gw sendiri Via.," Gabriel geram dengan sedikit perubahan yang terjadi pada dirinya.

Terdengar suara ketukan di pintu kamarnya Gabriel. Dengan gerakan yang dipaksakan Gabriel membuka pintu kamarnya. Terlihat Rio disana. Rio yang baru saja kembali dari tempatnya Ify, langsung menemui Gabriel berusaha untuk lebih dekat dengan adiknya itu sesuai dengan yang disarankan oleh Ify kekasihnya.

"Boleh gw masuk.,???"

Gabriel tak berkata apa-apa, dia hanya membuka pintu kamarnya lebih lebar menandakan bahwa dia memperbolehkan Rio untuk masuk.

Keduanya kini sama-sama duduk di tepi tempat tidur Gabriel.

"Yel, gw minta maaf." Ujar Rio dengan nada yang begitu halus

"Maaf buat apa" Gabriel dengan nada dingin seperti biasanya.

"Maaf karena gw ga bisa berbuat apa-apa soal skorsing lu"

Gabriel tersenyum sinis mendengar omongan Rio tersebut

"Lu ga perlu minta maaf,, terserah mereka mau lakuin apa aja sama gw, lu ga usah peduli, gw sendiri aja ga peduli. Dan itu juga bukan urusan lu."

"Itu urusan gw Yel, karena lu adek gw."

"Gw harus gimana yel, biar lu percaya kalo gw itu peduli dan sayang sama lu." Terang Rio

"Peduli kata lu, sayang kata lu, kalo lu peduli ma sayang sama gw, kenapa lu selalu diem aja pada saat bokap ngerendahin gw, kenapa lu diem aja pada saat itu.,???lu tau perasaan gw saat itu Bang.,sakit.," Terlihat raut kecewa di wajahnya Gabriel saat itu. Raut wajah yang sama sekali belum pernah dilihat oleh Rio sebelumnya.

"Pada saat itu gw sama sekali ga bisa berbuat apa-apa Yel, gw ga punya nyali buat ngelawan bokap. Gw bukan elu yang pemberani Yel." Terang Rio

Sebuah keajaiban tercipta dirumah itu. Percakapan yang selama ini tidak mungkin terjadi kini terjadi juga. Seorang kakak beradik yang sekiranya saling membenci kini sedang berbicara dari hati ke hati.

"Lu tau Yel, sebetulnya kadang gw ngiri sama lu.,"

Gabriel menoleh kearah kakanya dengan perasaan heran

"Gw ngiri karena lu bisa ngelakuin apa aja yang lu mau, sedangkan gw.,gw selalu harus ngikutin apa yang bokap mau."

Gabriel sama sekali ga percaya dengan apa yang diucapkan Rio barusan.

"Terserah lu percaya atau engga Yel, tapi itu yang gw rasain sebenernya." Terang Rio seraya membalas tatapan Gabriel yang kini tertuju pada matanya.

"Jadi please Yel.,tolong jangan benci gw." Tatapan Rio kini begitu memelas.

"Gw ga benci sama elu bang. Tapi setiap gw ngeliat elu, selalu mengingatkan gw sama perlakuan bokap ke gw.,dan itu belom bisa gw lupain bang." Terang Gabriel dan tak lama kemudian meninggalkan Rio sendiri yang masih tertegun oleh ucapan Gabriel barusan.

***

Gabriel kembali termenung, namun kini dia duduk di lapangan tempat biasanya dia bersama Agni. Meskipun malam sudah agak larut, namun lapangan yang sepi itu begitu terang oleh lampu sorot yang berada di salah satu pojok lapangan itu.

Gabriel dikejutkan oleh kedatangan Agni yang tiba-tiba duduk disampingnya.

"Lu kenapa Yel.,???" Tanya Agni tiba-tiba

Gabriel melihat kearah Agni sekilas,

"Ga kenapa-kenapa kok." Jawab Gabriel

"Cerita donk Yel sama gw, biasanya lu selalu cerita semuanya sama Gw"

"Ga ada yang perlu gw certain sama lu kok Ag.,"

"Lu kenapa sih Yel, lu berubah tau ga.,"

"Apa sih lu ngomong ga jelas."

"Lu berubah Yel, sekarang lu ga pernah cerita apa-apa sama gw, apa karena kehadiran cewe itu ya.,???" Pertanyaan Agni ini betul-betul mengejutkan Gabriel.

"Maksud lu cewe apa sih.,siapa.,???"

"Cewe yang tadi dateng kerumah lu, yang lu hapus air matanya." Ujar Agni dengan suara yang sedikit tercekat.

"Lu tuh apan sih Ag, gw lagi pusing, please deh jangan bikin gw tambah pusing" Teriak Gabriel yang saat itu langsung berdiri berniat meninggalkan Agni.

Namun baru saja beberapa langkah Gabriel berjalan, langkah Gabriel terpaksa berhenti karena dia mendengar kalimat dari Agni yang tak pernah dia sangka sebelumnya.

"Gw suka sama lu Yel.,gw sayang sama elu.,!!!"


 

Facebook: Ek Rkwt

Twitter: @rekscasillas

Tidak ada komentar: