Welcome to My Blog and My Life

Stay Tune!:]

Selasa, 28 Agustus 2012

GUE DIANTARA MEREKA – PART 24


 

"Yel, jangan menyerah sebelum lu nyoba, saatnya kan tiba Yel, lu bakal bahagia, ngeliat bintang lu bercahaya." Ujar Sivia tersenyum.

Dan entah kenapa, ucapan Sivia itu seakan-akan memberikan kekuatan dan kepercayaan diri yang begitu kuat didalam diri Gabriel.

***

Setelah pembicaraan dengan Sivia di kamarnya siang hari itu, Gabriel akhirnya memutuskan untuk mengikuti seleksi awal di sekolahnya untuk mewakili sekolahnya dalam lomba matematika antar sekolah. Setelah mengikuti beberapa tahap, akhirnya Gabriel satu-satunya siswa yang memenuhi kriteria untuk mewakili sekolahnya.

Tiga tahap dalam perlombaan matematika itu telah Gabriel jalani dengan baik. Diawali dari jumlah peserta kurang lebih 135 SMA, sampai akhirnya tersisa 20 besar peserta, dan salah satunya adalah Gabriel.

Di sebuah gedung pertemuan disalah satu SMA swasta di Jakarta, Gabriel sedang harap-harap cemas menunggu hasil pengumuman pemenang lomba matematika yang telah berlangsung sekitar satu minggu kebelakang. Bukan hanya Gabriel yang ada di tempat itu, namun terlihat juga Rio, Ify, Shilla, Sivia, Agni, Cakka, Pak Duta kepala sekolah dari SMA Gabriel dan Bu Winda guru matematika Gabriel.

Sivia yang saat itu duduk tepat disamping Gabriel, membisikan sesuatu ke telinga Gabriel.

"Tampang lu biasa aja kali Yel, ga usah tegang gitu. Tampang lu tuh biasa aja juteknya setengah mampus, apalagi tegang gitu, urat-uratnya udah kaya mau pada putus" Bisik Sivia dengan sedikit tawa keluar dari mulutnya.

"Berisik lu" Jawab Gabriel singkat.

"Lu tau ga Yel, selama ini apa yang gw yakinin tuh ga pernah salah, dan kali ini gw yakin lu pasti menang." Bisik Sivia lagi.

Gabriel hanya menoleh dengan tatapannya yang tanpa ekspresi kearah Sivia. Melihat itu Sivia hanya memeletkan lidahnya.

Seorang laki-laki yang mungkin seusia Rio, naik keatas panggung dengan selembar kertas ditangannya. Satu lembar kertas berisi pengumuman pemenang lomba matematika yang diikuti oleh Gabriel.

Satu persatu nama pemenang disebut oleh laki-laki yang berada diatas panggung itu.

"Pemenang ketiga dari SMA Tarakanita atas nama Olivia Tiurmaida"

Seorang gadis muda berkaca mata dengan rok kotak-kotak naik keatas pentas.

"Pemenang kedua sari SMA negeri 08 atas nama Muhamad Raynald"

Kali ini seorang laki-laki berseragam putih abu-abu dengan percaya dirinya naik keatas panggung, berdiri tepat disamping pemenang ke tiga tadi.

"Pemenang pertama dari SMA negeri.,.,.,.,." Pembawa acara tadi menggantungkan ucapannya, membuat semua peserta yang belum dipanggil namanya menjadi tegang, tidak terkecuali Gabriel.

"Dari SMA negeri 108 atas nama Dea Amanda" Terlihat seorang gadis manis dengan wajah yang begitu gembira naik keatas panggung.

Terlihat kekecewaan yang begitu kental tergambar di raut wajah Gabriel saat itu. Gabriel bangkit dari tempat duduknya, berniat untuk meninggalkan tempat itu. namun tepat pada saat itu Gabriel merasa tangannya ditahan oleh seseorang.

"Lu mo kemana Yel" Tanya Sivia.

"Gw bosen disini, lagian mo ngapain lagi gw disini, ga ada lagi yang gw tunggu."

"Yel lu jangan jadi pengecut, menang atau kalah lu harus tetap ada disini. Menang atau kalah lu udah berusaha Yel, kali ini ga bakal ada yang mojokin lu, kali ini semuanya bakalan bangga sama lu" Ujar Sivia.

Gabriel tampak berpikir sejenak. Kemudian dia melirik kearah Rio yang sedang menatap dirinya, sebuah tatapan yang bisa diartikan bahwa Rio memohon kepada Gabriel untuk tetap tinggal. Akhirnya Gabriel pun mengurungkan niatnya untuk pergi, dan kembali menduduki kursinya.

Terdengar kembali suara pembawa acara tadi.

"Tersisa satu tempat lagi untuk pemenang kita dalam lomba matematika antar sekolah tahun ini"

"Satu tempat tersisa adalah untuk siswa yang terbaik dari yang terbaik, yaitu juara umum lomba matematika antar sekolah tahun 2010"

"Yang kali ini dimenangkan oleh SMA.,.,.,.,.,." Kembali pembawa acara itu menggantungkan kata-katanya.

"Dari SMA 76 atas nama Gabriel Damanik" Gemuruh terdengar dari seluruh penjuru gedung pertemuan itu.

"Iyel lu juara umum Yel" Teriak Sivia.

"Yel kok lu diem aja, lu memang Iyel." Kata Rio

Gabriel yang masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar itu, masih terpaku dalam duduknya, otaknya belum sepenuhnya mencerna perihal kemenangan dirinya itu.

"Untuk pemenang diharap segera naik keatas panggung, untuk menerima trophy dan hadiah" Panggil pembawa acara itu lagi.

"Abang.,abang" Panggil Shilla.

"Kenapa Shil???" Tanya Gabriel.

"Kok kenapa sih bang.,abang tuh menang.,cepetan naik panggung"

Seakan-akan baru tersadar dari lamunannya, Gabriel yang masih dengan wajah yang kebingungan, bangun dari tempat duduknya berjalan menuju keatas panggung.

Setelah menerima Trophy dan hadiah, Gabriel turun dari panggung dan langsung menuju dimana orang-orang terdekatnya berada.

"Abang selamat ya.,ini kan yang abang mau dari dulu" Ujar Shilla. Gabriel hanya tersenyum kaku mendapat ucapan selamat dari adiknya itu.

"Selamat Yel, kamu membanggakan sekolah kita" Kali ini kepala sekolahnya yang memberikan selamat kepada Gabriel.

"Gabriel, dari awal ibu udah yakin kamu pasti bisa" Giliran Bu Winda guru matematika Gabriel yang berbicara.

"Ma kasih bu, pa.," Jawab Gabriel singkat.

"Iyel, selamet ya Yel. gw seneng buat lu" Ujar Agni yang saat itu menyempatkan diri hadir di tempat itu juga.

"Yel.,Iyel,." Ujar rio, yang tanpa berkata apa-apa langung memeluk Gabriel.

"Ma kasih bang, gw ga bisa jadi kaya gini kalo bukan bantuan dari abang" Ujar Gabriel yang masih berpelukan dengan kakaknya.

"Lu tau Yel, gw yakin kali ini papa pasti bangga sama lu"

"Gw harap seperti itu bang"

Dan kini, dihadapan Gabriel berdiri seorang gadis manis berkulit putih, berlesung pipit dikedua pipinya. Senyum manis menghiasi bibir merahnya.

"Lu liat kan Yel, keyakinan gw kali ini bener lagi. Lu menang Yel, kali ini lu buktiin kalo lu bisa. Lu buat bangga kita semua, tapi bukan itu Yel yang penting. Yang paling penting adalah,…" Sivia diam sejenak, melihat satu persatu orang yang berdiri mengelilingi Gabriel.

"Yang paling penting adalah siapapun elu, apapun yang terjadi sama lu, kita semua yang ada disini sayang dan peduli sama lu Yel. Asalkan lu sendiri mau nerima keberadaan kita" Terang Sivia.

'Via bener Yel" Sambung Rio.

"Selamet Yel" Ujar Sivia lagi seraya mengulurkan tangannya kearah Gabriel.

"Ma kasih Via, ma kasih buat semuanya" Gabriel sama sekali tidak memperdulikan uluran tangan Sivia, namun saat itu, entah dorongan atau keajaiban darimana, tiba-tiba saja Gabriel memeluk Sivia.

"Gw ga bisa ngelakuin ini tanpa lu Vi" Ujar Gabriel saat itu.

Sivia yang saat itu berada dalam keterkejutan yang luar biasa, merasakan darahnya mengalirkan hawa panas keseluruh tubuhnya. Detak jantungnya menjadi tak beraturan. Kakinya serasa lemas tak bisa menopang tubuhnya sendiri.

Bukan hanya Sivia yang merasa terkejut dengan reaksi Gabriel yang bisa dibilang berlebihan itu. namun juga semua orang yang berada ditempat itu, semuanya sama sekali tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Seorang Gabriel yang selama ini kaku, dingin, jutek, kini berdiri dihadapan semua orang dengan memeluk seorang gadis.

"Iyel malu diliatin orang" Bisik Sivia, yang sebenarnya tak ingin pelukan Gabriel itu lepas dari dirinya.

Gabriel yang sepertinya tidak menyadari apa yang dilakukannya saat itu, kemudian melepaskan pelukannya terhadap Sivia. Dan kembali dalam sikap dinginnya. Sikap yang pada saat itu dia keluarkan untuk menutupi perasaan tidak karuan yang dia rasakan dalam hatinya.

"Sialan.,kenapa gw tiba-tiba meluk dia sih" Ujar Gabriel dalam hatinya.

Sivia yang masih merasa senang bercampur malu, menundukan kepalanya. Dia tidak mau semua yang berada disitu melihat perubahan warna pipinya yang memerah akibat tersipu. Namun dibibir manisnya tersungging senyum bahagia yang dia tahan dengan mengigit sedikit bibir bagian bawahnya.

"Ma kasih Yel, diantara semua orang gw yang lu pilih buat lu peluk, itu berarti banget buat gw Yel" Batin Sivia.

Setelah adegan yang tidak terduga itu, suasana diantara mereka menjadi kaku.

"Yel, kaka belom kasih selamat sama kamu" Ujar Ify yang mencoba menormalkan kembali suasana kaku diantara semua yang ada ditempat itu.

"Ma kasih kak," Jawab Gabriel yang dalam hatinya berterima kasih kepada Ify karena telah menyelamatkannya dari situasi tidak nyaman saat itu.

"Ya udah, acara udah selesai, kita pulang sekarang"Ujar Rio.

"Ayo fy, Shilla" Ajak Rio

"Yel kamu pulang bareng sama kita???" Tanya Rio.

"Engga deh bang, gw pulang sendiri aja" Jawab Gabriel

"Ya udah kalo gitu, kita duluan ya"

Gabriel hanya mengangguk.

"Yel gw juga pulang duluan ya" Ujar Sivia yang masih tidak berani menatap wajah Gabriel. Dan saat itu juga langsung pergi meninggalkan Gabriel. Gabriel hanya bisa mengikuti kepergian Sivia dengan lirikan matanya.

"Yel, bapak sama ibu juga pamit ya" Ujar kepala sekolah dan Gurunya Gabriel.

"Iya pak" Jawab Gabriel.

Tersisa Cakka dan Agni yang masih berdiri ditempat itu.

"Selamet Yel" Ujar Cakka seraya mengajak Gabriel untuk berjabat tangan.

"Lu emang pantes buat menang Yel. Ini adalah cita-cita lu taun kemaren, dan akhirnya lu dapetin sekarang Yel"

Gabriel menatap uluran tangan Cakka, dan dengan gerakan perlahan Gabriel menyambut uluran tangan Cakka.

"Ma kasih Cak, sebenernya semua ini karena lu juga. Lu yang kasih gw kesempatan buat ngikut lomba ini. sekali lagi lu ngalah buat gw Cak" Ujar Gabriel.

"Karena gw ga yakin kalo gw yang ikut bisa jadi juara umum seperti ini" Jawab Cakka.

"Cak,.," Seru Gabriel.

"Kenapa???"

"Maafin gw"

"Maafin buat apa???" Tanya Cakka.

"Maaf buat semuanya, maaf karena selama ini gw ga pernah suka sama lu,"

"Udahlah Yel, yang lalu ga usah kita inget-inget lagi, gw juga minta maaf buat semuanya Yel"

"Gw rasa, hari ini temen gw nambah satu" Ujar Gabriel yang kali ini giliran tangannya yang mengajak Cakka untuk berjabat tangan.

"Ya, temen, itu jauh lebih baik daripada dapet tonjokan dari lu" Ujar Cakka yang kemudian menyambut uluran tangan Gabriel.

Agni yang menjadi saksi damainya Gabriel dan Cakka tersenyum lega.

***

"Gw seneng ngeliat lu sama Iyel hari ini" Ujar Agni yang sedang berjalan dengan Cakka menuju pelataran parkir dimana Cakka memarkirkan motornya.

"Seneng karena gw udah baikan sama Iyel???"

"Hhmmm.," Jawab Agni singkat.

"Ya gw pikir ga ada gunanya lah gw terus-terusan musuhin dia, toh dia juga udah pernah nolong gw kan???itu artinya sebelum gw minta maaf, Iyel udah duluan ngenggep gw sebagai temennya"

"Bagus deh kalo kaya gitu"

Agni dan Cakka kini sudah berada dihadapan motornya Cakka, namun keduanya masih berdiri.

"Ag, gw boleh nanya ga???" Tanya Cakka

"Nanya apa???"

"Lu masih suka sama Iyel???"

"Gw kan dah bilang, ada orang yang lebih berhak suka sama Iyel daripada gw" Jawab Agni.

"Kalo misalkan gw bilang kalo gw suka sama lu gimana Ag???" Tanya Cakka ragu-ragu.

"Perasaan suka itu hak siapa aja kok Cak, gw ga bisa ngelarang lu buat suka sama gw" Jawab Agni.

"Trus lu suka juga ga sama gw???" Tanya Cakka lagi.

"Lu kenapa sih Cak, lu mo nembak gw???ribet amat, segala nanya macem-macem dulu, apa susahnya sih tinggal bialng 'Ag, mau ga jadi cewe gw?'.,.,tinggal ngomong gitu doank" Ujar Agni dengan senyum dibibirnya.

"Sebenernya maksud gw gitu sih Ag" Jawab Cakka seraya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak terasa gatal sama sekali.

"Jadi gimana Ag, lu mau jadi cewe gw???"

"Cak, jujur gw suka sama lu, gw sendiri ga ngerti kenapa gw bisa sedeket ini sama orang cuma dalam waktu beberapa minggu doank. Tapi Cak, gw belom bisa kearah sana buat sekarang"

"Maksud lu, lu nolak gw???" Tanya Cakka sedikit kecewa

"Ga nolak juga sih" Jawab Agni membingungkan Cakka.

"Maksud lu gimana sih Ag, gw ga ngerti"

"Maksud gw, kita kan kenal baru sebentar, gw belom tau soal lu banyak, dan lu juga belom tau gw, Agni yang yatim piatu, berenti sekolah karena harus kerja. Jadi gw pikir biarinlah kita kaya gini dulu, kaya gini juga kita tetep bisa deket kan???"

"Jadi ga nutup kemungkinan suatu saat lu bakal jadi cewe gw kan Ag???"

"Mungkin.," jawab Agni seraya memasangkan helm dikepalanya.

"Agni lu ini emang cewe aneh, tapi gw suka sama lu, pokoknya gw tunggu lu ampe kapapun deh" Ujar Cakka yang kini sudah berada diatas motornya.

"Gw pegang janji lu Cak" Ujar Agni yang melingkarkan tangannya dipinggang Cakka, karena Cakka sudah mulai melajukan sepeda motornya.


 

Ek Rkwt

@rekscasillas

Tidak ada komentar: