Welcome to My Blog and My Life

Stay Tune!:]

Jumat, 17 Agustus 2012

GUE DIANTARA MEREKA – PART 16


 

"Abb.,.,bbaaang.,.,abb.,bbang"

Gabriel menoleh kearah suara itu, dan terlihat adik bungsunya Iyan, sedang tersenyum kearahnya, dan dalam keadaan yang belum bisa bicara dengan sempurna, Iyan berusaha memanggil Gabriel dengan sebutan 'Abang', dan untuk pertama kalinya hal itu membuat Gabriel begitu tersentuh. Dia menghampiri Iyan, dan tanpa diduga, Gabriel mengangkat Iyan kedalam pangkuannya dan memeluknya dengan penuh kasih sayang dan dengan perasaan bersalah terhadap adik bungsunya itu.

"Maafin abang Yan, abang udah jahat sama kamu selama ini"

"Iyan kamu jangan maen keluar.,banyak motor sayang" Teriak Shilla dari dalam rumahnya dan berlari mengejar Iyan keluar rumahnya. Namun Shilla begitu terkejut dengan apa yang dia lihat pada saat dia sudah berada dibagian luar dari rumahnya.

Dia melihat pemandangan luar biasa yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Shilla menyaksikan Gabriel yang sedang memeluk erat Iyan dalam gendongannya. Dia melihat saat itu Gabriel menjadi sosok lain yang tidak dia kenal namun sangat dia sukai lebih dari sebelumnya. Gabriel yang penuh dengan kasih sayang, Gabriel yang peduli terhadap adik bungsunya, Gabriel yang tanpa wajah kakunya. Sedikit demi sedikit rasa haru menyergapi rongga hati Shilla dan tanpa dia sadari setetes demi setetes air matanya mulai mengalir di kedua belah pipinya. Dan dengan perlahan tapi pasti, Shilla mendekati Gabriel dan langsung memeluknya juga.

"Abang.," Ujar Shilla dalam isak tangisnya.

Gabriel yang dari setadi tidak menyadari kehadiran Shilla karena terlalu fokus terhadap Iyan, terlihat kaget karena Shilla yang tiba-tiba memeluknya.

"Shilla dari kapan kamu ada disini???" Namun Shilla tidak memperdulikan pertanyaan Gabriel tersebut.

"Abang.,abang kemana aja.,???" Pertanyaan Shilla ini seakan-akan dia tidak tahu dimana Gabriel menginap semalam. Dan Shilla masih tetap memeluk Gabriel.

"Shilla ngapain sih kamu peluk-peluk, diliatin orang tuh" Ujar Gabriel seraya menggerak-gerakkan tubuhnya berusaha melepaskan diri dari pelukannya Shilla.

"Shilla ga peduli orang mo bilang apa, yang jelas Shilla seneng banget abang pulang. Abang tau ga sih kemarin Shilla khawatir banget abang ga pulang" Terang Shilla.

"Maafin abang Shil, kemaren abang panik, abang ga tau mau ngapain, semalem abang nginep dirumahnya Via" Jawab Gabriel.

"Ya udah deh ga penting semalem abang pergi kemana, yang penting abang sekarang dah pulang" Ujar Shilla yang kemudian melepaskan pelukannya.

"Ayo bang kita masuk" Ajak Shilla seraya menuntun tangan Gabriel yang masih dibalut oleh perban akibat lukanya kemarin.

Namun Gabriel yang masih menggendong Iyan tampak tidak sedikitpun melangkahkan kakinya. Gabriel hanya tetap diam terpaku ditempatnya berdiri.

"Abang kenapa???Ayo bang kita masuk" Ajak Shilla lagi.

"Abang ngerasa, abang ga berhak ada dirumah itu Shil" Ujar Gabriel dengan suara setengah berbisik.

"Abang kenapa ngomong kaya gitu"

"Kamu tau sendiri kan Shil abang itu siapa. Abang bukan siapa-siapa diantara kalian. Apalagi selama ini abang cuma jadi orang yang nyusahin di keluarga ini"

"Abang.,abang ga boleh ngomong kaya gitu. Apapun yang terjadi, dan sampai kapanpun Shilla bakal tetep sayang sama abang."

"Kamu yakin Shill, kamu tetep sayang sama abang meskipun kamu tau abang ini bukan abang kandung kamu???" Tanya Gabriel meyakinkan Shilla.

"Abang adalah abang., abang adalah abang yang paling Shilla sayang , kemarin, sekarang ataupun nanti" Jawab Shilla membuat Gabriel merasa dirinya menjadi orang yang paling beruntung karena memiliki adik sebaik Shilla yang begitu menyayanginya meskipun tahu kalau dirinya bukan kakak kandungnya.

"Abang tau.,Shilla pikir bukan Shilla aja kok yang bakal seneng abang pulang. Tapi abang Rio juga" Ujar Shilla.

Gabriel hanya bisa terdiam mendengar ucapan Shilla tersebut.

"Semaleman bang Rio ga tidur, dia khawatir banget sama kondisi abang, padahal kak Via udah sms Shilla kalo abang nginep dirumahnya, tapi tetep aja dia khawatirin abang."

"Via sms kamu???"

"Iya, kak Via tau pasti abang ga kasih kabar sama kita, makanya dia sms ngasih tau kalo abang ada dirumahnya"

"Via, sekali lagi lu berbuat sesuatu yang bikin gw ga tau harus berterima kasih seperti apa sama lu" Batin Gabriel.

"Ya udah, sekarang abang mau masuk kan???" Sekali lagi Shilla mengajak kakaknya itu untuk masuk kerumah.

"Kesian bang, Iyan kepanasan tuh" Shilla menunjuk Iyan yang ada dipangkuannya Gabriel. terlihat keringat mengucur deras dikeningnya. Akhirnya Gabriel pun luluh, dia melangkah mengikuti Shilla menuju kedalam rumahnya.

Setelah berada dibagian dalam dari rumahnya, Gabriel menurunkan Iyan dari gendongannya. Iyan langsung sibuk dengan mainannya yang berserakan dilantai dan mengacuhkan Gabriel, namun tak sedikitpun pandangan Gabriel lepas darinya.

"Shilla telpon bang Rio dulu ya, Shilla mau kasih tau kalo abang dah pulang, pasti dia seneng banget."

"Iya.," Jawab Gabriel singkat.

Sejurus kemudian Gabriel teringat akan ponselnya yang sengaja dia matikan dari kemarin. Dia menekan beberapa detik salah satu tuts sebelah kanan di handphonenya. Tak lama kemudian ponselnya pun aktif kembali. Gabriel melihat terdapat 27 kali miscall, dan 13 sms dengan isi yang sama.


 

Yel, kamu dimana???

Abang mohon kamu pulang.,


 

Gabriel melihat satu nama yang sama dari pengirim dan penelpon itu.

^abang

Begitulah Gabriel menyimpan nama Rio di list phonebooknya.

"Abang.," Gumam Gabriel yang masih saja menatap layar ponselnya. Membuka satu persatu pesan yang masuk meskipun berisi pesan kata-kata yang sama.

"Abang gw bener-bener ga percaya ternyata lu sepeduli itu sama gw. Gw ga nyangka ternyata lu sekhawatir itu sama gw" Batin Gabriel.

"Maafin gw bang, selama ini gw selalu egois, gw terlalu mikirin diri gw sendiri, gw terlalu mementingkan perasaan gw sendiri tanpa peduli orang-orang yang ternyata begitu peduli sama gw. Maafin gw bang" Gabriel berbicara dalam hatinya.

Lamunan Gabriel akhirnya terhenti karena Shilla kini sudah duduk di samping Gabriel lagi.

"Bang Rio bilang, dia lg dijalan, bentar lagi dia nyampe"

Shilla melihat sorot mata Gabriel yang begitu sayu, lesu, meskipun dia tutupi dengan sikap kakunya, namun masih terpancar kesedihan dari tatapan matanya itu. dan Shilla membiarkan saja hal tersebut berlangsung, karena Shilla tahu betul bagaimana perasaan galau dari kakaknya pada saat itu.

Berselang lima belas menit kemudian, terdengar suara motor yang sangat dikenal Gabriel berhenti di halaman rumahnya. Tidak salah tebakan Gabriel, itu adalah motornya Rio.

"Iyel.,Iyel.," Panggil pemilik motor tersebut.

Melihat seseorang yang dipanggilnya tersebut sedang duduk manis di salah satu sofa diruang keluarga rumahnya, terlihat kelegaan terpancar dari sorot kedua matanya.

Gabriel berdiri dari tempat duduknya, menoleh kearah suara yang memanggil namanya.

Gabriel dan Rio kini telah dalam posisi berdiri dan saling berhadapan. Keduanya sama-sama terpaku berdiri ditempatnya masing-masing. Kebisuan terbentuk dibibir keduanya. Keduanya saling beradu pandang. Beberapa detik diruangan tersebut waktu seakan terhenti. Hingga akhirnya keheningan terpecah oleh suara yang keluar dari mulut Gabriel.

"Abang.," Detik itu pula keduanya saling menghampiri satu sama lain, saling berpelukan untuk beberapa saat.

Dan setelah itu keduanya ditinggal berdua oleh Shilla. Shilla yang begitu bahagia dengan peristiwa yang terjadi dirumahnya saat itu, sangat mengerti kalau kedua kakanya membutuhkan waktu berdua untuk membicarakan semuanya.

"Ya Tuhan Iyel, lu ga tau kan senengnya gw pas tau lu udah balik kerumah"

"Maafin gw bang, maafin selama ini gw egois, gw sama sekali ga pernah peduli sama keluarga ini"

"Gw juga minta maaf Yel, gw ga bisa berbuat apa-apa pada saat Papa berbuat ga adil sama lu"

"Abang ga salah apa-apa kok, gw aja yang terlalu sensitif, gw yang terlalu ingin diperhatikan, padahal sebenernya gw ga berhak sama sekali untuk itu"

"Lu ga boleh bilang gitu Yel. Siapapun elu, lu adalah bagian dari keluarga ini Yel, dan ga ada yang bisa ngerubah itu. Tuhan yang memberi jalan Yel, Tuhan yang menentukan kalo kita adalah saudara. Bukan aliran darah dalam tubuh Yel" Terang Rio.

"Ma kasih ya bang, meskipun selama ini gw udah sering bikin lu kesel, tapi lu tetep peduli sama gw"

"Kan gw udah beberapa kali bilang Yel, gw peduli karena lu ade gw, dan gw sayang sama semua ade gw"

Mendengar ucapan Rio, perlahan senyum mulai terbentuk dibibir Gabriel, senyum yang selama ini tidak pernah dia berikan kepada kakaknya itu. Melihat hal itu, Rio pun membalasnya kembali dengan senyuman juga. Dan keduanya kembali saling berpelukan.

"Ma kasih Via, lu yang udah membuka pikiran dan hati gw.,ternyata lu bener Vi, banyak orang yang peduli sama gw" Ucap Gabriel dalam hatinya.

"Yel ada satu hal lagi yang harus lu tau" Ujar Rio.

"Apa bang???" Tanya Gabriel penasaran.

"Sebenernya, Papa sudah menyadari semuanya Yel.,Papa sudah menyadari bahwa perlakuannya terhadap lu itu salah"

"Sejak kapan bang???Tapi kenapa Papa ga pernah bilang apa-apa sama gw???" Tanya Gabriel tidak percaya dengan apa yang diucapkan Rio itu.

"Papa ga bilang apa-apa karena papa tidak punya kesempatan Yel, karena Papa menyadari semua itu hanya berselang beberapa jam sebelum kecelakaan itu Yel, kecelakaan yang membuat Papa meninggal."

Penjelasan Rio tersebut benar-benar membuat Gabriel terkejut.


 

Ek Rkwt

@rekscasillas

Tidak ada komentar: