Welcome to My Blog and My Life

Stay Tune!:]

Jumat, 17 Agustus 2012

GUE DIANTARA MEREKA – PART 18


 

"Bener juga sih, lagian ga ada salahnya juga gw nebenk dia, bukan gw yang minta kok" Ujar Agni dalam hatinya.

"Ya udah deh.,ayo.,"

Tak lama kemudian Cakka kembali melajukan sepeda motornya dengan Agni telah berada dalam boncengannya.

"Lu abis ngapain disitu" Tanya Cakka kembali mengulang pertanyaannya tadi.

"Apa.,???" Teriak Agni tidak bisa mendengar pertanyaan Cakka dengan jelas dikarenakan Cakka melajukan motornya dengan kecepatan yang tinggi.

"Lu abis ngapain disitu???" Teriak Cakka.

"Gw balik kerja" Jawab Agni dengan nada berteriak juga.

""Kerja.,???emank lu ga sekolah???" Tanya Cakka heran.

"Lulus dari SMP gw emank ga ngelanjutin sekolah, bokap gw meninggal, gw kerja karena nyokap gw sakit-sakitan dan baru seminggu yang lalu meninggal." Terang Agni.

"Sorry gw ga tau" Jawab Cakka masih dengan berteriak.

"Cak, lu kenapa sih kayanya musuhan banget sama Iyel.,???" Sebenarnya kondisi mereka berdua yang sedang diatas motor sangat tidak nyaman untuk terjalinnya suatu perbincangan,, namun Agni tidak bisa menahan rasa penasarannya sehingga melontarkan pertanyaan tadi.

"Sebetulnya awalnya gw sama Iyel biasa aja. Kita malah ga saling kenal, soalnya selama tiga tahun kita ga pernah satu kelas. Tapi gara-gara kejadian taun lalu, gw jadi sebel banget sama dia"

"Kejadian apa.,???" Tanya Agni.

"Taun lalu ada lomba matematika antar sekolah, ga tau kenapa Gabriel ngotot banget pengen ngewakilin sekolah, setelah di tes di sekolah ternyata Gabriel memang memenuhi kriteria buat bisa ngewakilin sekolah. Gw sebel, karena awalnya saat itu gw yang di daulat buat ngewakilin sekolah, tapi gara-gara si Gabriel itu, akhirnya gw ga jadi ikut karena satu sekolah cuma boleh satu orang. Waktu itu gw liat Gabriel sombong banget, dia berani menjanjikan juara umum, tapi nyatanya dia cuma juara tiga. Dari situ gw ga terlalu suka sama Gabriel."

"Cuma karena masalah seperti itu???lu ga tau kan karena masalah itu Iyel punya masalah lebih besar"

"Maksudnya???" tanya Cakka

"Sebenernya Iyel bukan sombong Cak, Iyel cuma pengen buktiin sesuatu sama papa nya"

"Tapi ga harus dengan pake nama sekolah donk" Tanya Cakka sedikit kesal karena Agni terkesan lebih membela Gabriel.

"Lu yang wakilin juga belom tentu jadi juara umum kan.,malah siapa yang tau kalo elu yang wakilin sekolah lu malah ga juara sama sekali." Jawab Agni.

Cakka merasa tersudut dengan ucapan Agni tersebut. Dan percakapan mereka berdua pun terhenti sampai disitu. Sampai akhirnya motor Cakka berhenti di depan sebuah perumahan.

"Lu mau gw anterin ampe rumah???" Tanya Cakka

"Ga usah, ma kasih deh, sampe disini aja" Jawab Agni.

"Sekali lagi ma kasih ya" Ujar Agni sambil melepaskan helm yang dipakainya dan mengembalikannya kepada Cakka. Pada saat itu pula Agni langsung balik badan dan berjalan memasuki kawasan perumahannya.

"Hei.," Panggil Cakka. Agni menoleh.

"Apaan lagi.,???"

"Lu dah dua kali nebenk motor gw, tapi gw belom tau nama lu.,"

"Nama gw Agni.,udah ya.,gw beneran lagi buru-buru neh" Jawab Agni dan langsung mengambil langkah seribu meninggalkan Cakka.

Setelah kurang lebih lima puluh meter Agni berjalan di kawasan perumahannya, Agni tidak langsung pulang kerumahnya, dia lebih memilih untuk pergi ke rumah Gabriel untuk berusaha mengetahui masalah yang sedang dihadapi Gabriel. Tapi ternyata Agni tidak perlu repot-repot mencari Gabriel di rumahnya, karena pada saat dia melintasi lapangan mini tempat dimana dia dan Gabriel biasanya ngobrol, Agni melihat Gabriel sedang melamun sendiri disana.

"Itu Iyel.," Gumam Agni.

***

Gabriel duduk sendiri terpaku di sisi lapangan itu. Kedua matanya tertuju ke ujung kakinya yang sedang menendang-nendang lembut tanah kering lapangan tersebut. Sebatang rokok terselip diantara telunjuk dan jari tengahnya, hampir habis separuh, namun bukan karena dihisapnya, melainkan karena terbakar sedikit demi sedikit oleh api yang menyulutnya.

"Ya Tuhan kalo saja waktu itu gw ga ribut sama Papa, mungkin saat ini papa masih hidup, dan gw bakal ngerasa seneng banget ternyata papa sudah bisa menerima gw" batin Gabriel.

"Tapi kenapa kejadiannya malah kaya gini, gw tau papa bisa nerima gw malah setelah papa meninggal, dan gw ga sempet bilang maaf sama papa" Perasaan bersalah menyeruak di relung hati Gabriel. tepat pada saat itu sebuah suara yang memanggil Gabriel, menyadarkannya dari lamunannya.

"Iyel.,!!!" Sapa Agni yang kini sudah berdiri di hadapan Gabriel dan mengambil posisi duduk di samping Gabriel.

"Yel, tadi pagi gw ke sekolahan lu" Ujar Agni membuka pembicaraan.

"Ngapain.,???"

"Semalem bang Rio telpon gw, dia bilang lu ga pulang, gw panik Yel,"

"Gw.,gw sedikit kesel pas paginya gw tau dari Shilla kalo lu ternyata nginep dirumah cewe itu" Agni tetap saja menyebut Sivia dengan sebutan cewe itu.

Gabriel sama sekali tidak bereaksi mendengar penjelasan Agni tersebut.

"Yel, gw denger lu lagi ada masalah???boleh gw tau Yel masalah besar apa yang lagi lu hadepin, sampe lu pergi dari rumah???" Tanya Agni hati-hati.

Tak ada satu kata pun keluar dari mulut Gabriel. wajah Gabriel tetap murung tanpa ekspresi, kaku, dingin namun begitu menggambarkan kesedihan.

"Yel, sesuatu udah berubah antara lu sama gw, tapi apapun itu, gw masih tetep sahabat lu kan Yel, sahabat yang selalu jadi tempat lu buat berbagi cerita. Sory kalo gw terlalu maksa, tapi Yel, gw ga bisa diem aja selagi gw tau sahabat gw sendiri lagi punya masalah dan gw sama sekali ga tau masalah apa yang lagi dia hadapi." Terang Agni panjang lebar.

Akhirnya Gabriel pun bereaksi, dia membuang rokoknya, menginjak rokok itu dengan kaki kirinya sampai apinya betul-betul padam, kemudian dia menoleh kearah Agni, dimana Agni pun sedang menatap Gabriel dengan tatapan yang memelas. Gabriel menghela nafas panjang sampai akhirnya dia membuka mulutnya.

"Ternyata gw bukan anak kandung papa sama mama Ag.," Jawab Gabriel dengan suara tercekat menggambarkan perasaan hatinya yang begitu galau.

"Apa Yel.," Agni begitu terkejut mendengar ucapan Gabriel tersebut.

"Bagaimana bisa Yel.,???" Tanya Agni lagi.

"Ternyata pas waktu gw baru lahir, gw ditaro gitu aja di depan rumah gw sekarang Ag" Terang Gabriel dengan suara yang terdengar amat sangat lesu.

"Gw ga tau harus bilang apa sama elu Yel, gw kaget denger semuanya" Ujar Agni.

"Lu kaget.,apalagi gw Ag, ternyata selama ini papa bersikap kurang baik sama gw gara-gara gw memang bukan anak kandungnya Ag"

"Iya Yel, gw ngerti perasaan lu, gw tau lu pasti shock banget. Tapi Yel semuanya kan udah lewat, lu dah tau semuanya, dan ga ada yang berubah dari itu kan Yel, apapun yang terjadi lu tetep Gabriel, orang yang gw kenal sangat kuat menghadapi apapun. Ga pengaruh lu siapa atau lu anak siapa, saat ini lu tetep Gabriel, ade dari Rio dan kakak yang baik dari Shilla dan Iyan" Terang Agni berusaha untuk menguatkan hati Gabriel.

"Bukan cuma cewe itu Yel, gw juga bisa jadi orang yang lu percaya, gw bisa nerima lu sebagai sahabat gw, asalkan lu tetep percaya sama ga Yel, dan ternyata lu memang masih percaya sama gw, lu memang sahabat gw Yel," Agni bicara dalam hatinya.

"Ya udahlah Ag, bentar lagi magrib, gw mo balik dulu, ma kasih sekali lagi lu masih mau dengerin masalah gw"

"Sama-sama Yel, gw juga seneng lu masih mau cerita masalah lu sama gw, kita kan sahabat Yel, lu bisa andelin gw kok" Ujar Agni dengan senyum yang begitu tulus terbentuk dibibirnya.

***

Perlahan tapi pasti gelap mulai merayap menutupi langit malam hari itu. Gabriel termangu duduk di tepian tempat tidurnya, rambutnya sedikit bergerak saat diterpa angin malam yang masuk kedalam kamarnya melalui jendela kamarnya yang terbuka.

"Ternyata selama ini gw salah, gw egois" Perlahan-lahan Gabriel mulai meyadari kekeliruan sikapnya selama ini.

"Seandainya gw bisa ngeliat sesuatu dari sisi yang lain seperti yang Via bilang, mungkin gw ga akan terlalu merasa bersalah seperti ini" Pikirnya.

"Gw yang selalu memojokan bang Rio, gw yang selalu menyalah-nyalahkan Iyan karena meninggalnya mama"

"Aaaaarrrrggghhh.,.," Gabriel melemparkan salah satu bantalnya kearah dinding kamarnya menandakan kekesalan hatinya.

Gabriel yang masih saja meratapi nasibnya saat itu, kembali mendengar namanya dipanggil oleh seseorang namun oleh orang yang berbeda.

"Abang Iyel.," Panggil Shilla adiknya.

"Apa.," Teriak Gabriel menjawab panggilannya Shilla, Karena Shilla memanggil dirinya dari lantai satu rumahnya.

"Apa sih Shil, teriak-teriak" Ujar Gabriel yang tanpa dia sadari dia juga berteriak menjawab panggilan dari adiknya itu.

"Abang tolongin Shilla donk, Shilla mau ke warung sebentar, ga ada yang jagain Iyan, dia belom tidur" Teriak Shilla lagi.

Mau tidak mau, dengan perasaan terpaksa Gabriel akhirnya keluar dari kamarnya dan turun ke lantai satu rumahnya, mendekati Shilla dan Iyan.

"Emang bang Rio kemana???" Tanya Gabriel.

"Bang Rio lagi ke rumahnya kak Ify" Jawab Shilla.

"Jagain bentar ya, Shilla mo ke warung dulu bentar"

"Ya udah,." Jawab Gabriel. Mulai hari itu Gabriel memang tidak pernah keberatan sedikitpun apabila Shilla meminta dirinya untuk menjaga Iyan.

Pada saat Gabriel mengawasi tingkah laku Iyan, terdengar nada dering SMS. Gabriel mencari arah suara nada dering tersebut, yang ternyata berasal dari handphonenya Shilla yang tergeletak di meja. Gabriel meraih handphone tersebut, setelah membaca nama pengirim SMS yang tertera di layar handphone Shilla, tanpa ijin dari Shilla, Gabriel membuka SMS itu dan membaca isinya. Setelah membaca isi pesan singkat itu, Gabriel mengeluarkan handphone miliknya sendiri dan membalas SMS tersebut melalui handphonenya.

***

Di tempat lain di sebuah kamar tidur, terlihat seorang gadis manis dengan memakai celana pendek berwarna biru tua, tank top hitam dan rambut kuncir satunya, terlihat begitu gelisah duduk diatas tempat tidurnya, memeluk guling kesayangannya dan terlihat handphone di tangannya.

"Aduuuuhh.,gw kok kepikiran Iyel terus sih.,???" Gumamnya.

"Apa Iyel sekarang baik-baik aja ya.,???tadi pagi sih pas dia keluar dari rumah gw dia keliatan baik-baik aja.,tapi tadi Shilla bilang dia lagi bicara sama Pa' Rio, jangan-jangan ada masalah lagi trus dia kabur lagi, trus sekarang dia kaburnya ga kerumah gw.,trus dia kemana donk.,???" Sivia terlihat panik memikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi.

"Aaakkkh.,sialan lu Yel, lu bikin gw ikutan pusing juga" Sivia bicara sendiri.

"Gw SMS Shilla lagi aja deh, daripada gw jadi mikir ga jelas kaya tadi." Sivia terlihat begitu bersemangat menekan satu persatu huruf di handphone Qwerty nya,


 

To: Shilla


 

Shill, skrng gmn abang kamu???Dia ga kabur lg kan???Dia baik2 aja kan???


 

Sivia tidak sabar menunggu balasan dari Shilla, dia terus saja menatap layar handphonenya, berharap SMS balasan itu segera datang. Samapi akhirnya nada dering pesan pun Sivia dengar dari handphonenya, tapi Sivia sedikit terkejut karena ternyata itu bukan balasan dari Sivia, melainkan nama Gabriel yang tertera di layar LCD handphonenya.

"Iyel.,???ngapain dia SMS gw.,???" Tanya Sivia kepada dirinya sendiri.

Entah kenapa Sivia merasa hatinya berdebar kencang, tangannya bergetar membuka SMS dari Gabriel itu, ini pertama kalinya Gabriel mengirimkan sebuah pesan singkat kepadanya. Dia menekan tombol "Read Message".,dan kemudian membaca isi pesan singkat tersebut.


 

Heh.,lu tuh kl mau tanya kbr orang tanya lngsnng ke orangnya, jngn sms2 lwt ade nya.,ga punya nyali lu.,


 

Sender : Iyel.,


 

Nafas Sivia seakan terhenti membaca isi pesan singkat tersebut.

"Gila.,gila.,gila.,kok bisa sih Iyel baca SMS gw yang gw kirim buat Shilla"

"Aduh gw harus bales apa neh.,kalo Iyel marah lagi sama gw gimana ya.,???" Sivia terlihat begitu kebingungan. Dia turun dari tempat tidurnya, kemudian duduk di depan meja riasnya, sedetik kemudian dia sudah berdiri lagi, mondar-mandir seperti orang yang kebingungan, kemudian dia kembali duduk di tepian tempat tidurnya.

"Ikh.,kenapa gw jadi kaya orang bego gini sih, peduli amat kalo Iyel marah sama gw.,toh gw kan nanya kaya gitu karena gw peduli sama dia" Sivia berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau yang dia lakukan adalah benar. Akhirnya setelah berpikir beberapa saat dia membalas SMS dari Gabriel.


 

To : Iyel.,


 

Sory Yel, bknny gw ga mo tnya lngsng ke lu, gw tkt ganggu lu, tp gw jg ga bs boonk kl gw khwtr soal keadaan lu.


 

Detak jantung Sivia bertambah kencang ketika Sivia melihat report SMS nya.


 

Delivered to Iyel.,


 

"Ya Tuhan.,Iyel lagi baca SMS gw sekarang.,dia marah ga ya.,???" Sivia membayangkan ekspresi wajah Gabriel yang marah, kaku, sadis, sinis, dingin, dan segala macem bentuk yang selama ini ada dalam ekspresi wajah Gabriel.

"Aaaakkkh.,Via lu tuh kenapa sih lebay banget.,,biasa aja kali" Sivia kembali berbicara kepada dirinya sendiri.

Tak lama berselang handphone Sivia kembali berdering, Sivia menahan nafasnya ketika dia melihat ternyata Gabriel membalas SMS nya. Dengan jantung yang berdebar-debar, denyut nadi yang seakan terasa sampai ke ubun-ubun kepalanya, Sivia membuka SMS tersebut dan membacanya.


 

Lu ga usah khwtr, gw baik2 aja, smuany dah baik, sprt yng lu blng, smuany bkl jd baik kl gw menganggap itu adlh hal baik. Dan stlh gw cb ngelakuin saran lu itu, trnyt bnr Vi, smuany emang mnjd lbh baik.,

Tengkyu ya Vi. ^,^


 

Sender : Iyel.,


 

Entah berapa puluh kali Sivia membaca SMS balasan dari Gabriel tersebut. Dia sama sekali tidak menyangka kalau balasan SMS Gabriel bisa membuatnya sangat bahagia seperti halnya malam hari itu.

"Ma kasih ya Yel.,lu udah bikin gw ngerasa berarti banget buat lu.,ma kasih karena lu udah kasih gw kesempatan buat itu"


 

Ek Rkwt

@rekscasillas

Tidak ada komentar: