Welcome to My Blog and My Life

Stay Tune!:]

Minggu, 04 September 2011

"JIKA ACHA DAN OZY JATUH CINTA" PART 5


PART 5 : RIO VERSUS PAK DAVE/PATTON DI RUANG GURU

Di ruang guru, Rio tidak perlu banyak waktu untuk mencari Pak Dave. Pak Dave sedang berdiri di depan cermin besar yang dipajang di dinding ruang guru, memandangi bayangannya sendiri.

“Umm… Pak Dave manggil saya?”

“Oh. Rio. Bagus deh kalo kamu udah dateng. Gimana Yo, bagus nggak model rambut saya yang baru?” Pak Dave menggerak-gerakkan kepalanya di depan Rio, memastikan bahwa Rio melihat semua sisi dari kepalanya. Rio membelalakkan mata. Pak Dave memanggil dia kesini hanya untuk itu?

“Bapak perlu jawaban yang jujur, atau jawaban yang hanya sekedar membuat Bapak senang?”

“Hmmm… Pilihan yang berat. Baiklah, kalau begitu, kamu lebih baik tidak usah menjawab” kata Pak Dave dengan wajah serius. Rio mengangkat alis dan memutar-mutar bola matanya.

“Oke, Rio. Sekarang alasan Bapak memanggil kamu kesini belum bisa Bapak sampaikan. Karena Bapak masih harus menunggu Patton”

“Saya udah datang kok Pak” sahut Patton, yang tiba-tiba saja sudah berdiri di
belakang Pak Dave.

“Ow. Disitu kamu rupanya. Baiklah. Jadi Rio, kamu tahu kan kalau acara ulang tahun sekolah kita akan diselenggarakan sekitar dua bulan lagi?”

“Satu setengah bulan lagi Pak” Patton mengoreksi.

“Yah, beda-beda tipis lah. Pokoknya sebentar lagi. Dan Rio, walaupun kamu sudah tidak lagi menjabat sebagai Ketua OSIS, Bapak yakin kalau kamu pasti masih peduli dengan sekolah kita ini kan? Termasuk dengan kegiatan-kegiatannya OSIS?”
Rio mengangguk. Dia sebenarnya agak curiga. Apalagi melihat ekspresi wajah Patton, yang berusaha terlihat serius, tapi seperti menyimpan senyum jahil.

“Baik. Jadi Bapak ingin tahu, apakah kamu siap membantu kegiatan OSIS untuk acara ulang tahun sekolah kita ini?”


“Siap Pak.”

“Kamu berjanji?”

“Janji Pak” jawaban Rio yang terdengar mantap membuat Pak Dave mengangguk senang.

“Bagus. Patton, silakan jelaskan lanjutannya”.
Patton menyeringai, dan mulai menjelaskan rencananya kepada Rio. Saat Patton menjelaskan garis besar rencananya mengenai konsep acara ulang tahun sekolah, Rio mengangguk-angguk setuju. Ide yang diajukan oleh Patton menurutnya cukup bagus. Tapi begitu Patton sampai pada bagian yang memerlukan keterlibatan Rio, Rio langsung membelalak.

“APA? GAK! Ga mau!” seru Rio.

“Lho, kan Kak Rio sudah janji?” kata Patton sambil menyeringai semakin lebar.

“Iya Rio, kamu tadi sudah berjanji sama Bapak.” Kata Pak Dave sambil melipat tangan dan menatap Rio. Rio gelagapan.

“Tapi caranya gak bisa kayak gini dong Pak!”

“Kenapa tidak bisa? Dan kalaupun tidak bisa, toh kamu sudah menyanggupi. A promise is a promise Rio” kata Pak Dave sambil tersenyum.
Rio dengan kesal menoleh ke arah Patton. Patton malah mengalihkan pandangan sambil bersiul-siul tidak jelas.

“Ya udahlah Pak. Udah terlanjur basah, saya nyebur sekalian ajah…” ujar Rio pasrah.

“Bagus. Bapak tahu kalau kami bisa mengandalkan kamu” Pak Dave mengangguk dengan senang.
Rio memutar-mutar bola matanya.

“Baiklah, sekarang kalian lebih baik segera kembali ke kelas masing-masing. Sebentar lagi bel” kata Pak Dave sambil duduk seraya mengibaskan poni barunya.
Rio melangkah keluar berdua bersama Patton.

“Elo ini emang yaaa… Pake bawa-bawa Pak Dave segala” rutuk Rio kesal pada Patton.

“Soalnya Zevana yakin Kak, kalo kami berdua yang ngomong sendiri sama Kakak, Kakak ga akan setuju. Hehehehe… Tapi Kak Rio ikhlas kan bantuin kami?” sahut Patton sambil terkekeh.

“Iyeee…” sahut Rio. Di ujung koridor mereka berpisah, Rio naik ke lantai dua, tempat deretan kelas XII, sementara Patton berbelok ke kiri, menuju kelas XI-IPA3. Sebelum menaik tangga, Rio memanggil Patton.

“Patton!”

“Ya Kak?” Patton menoleh ke arah Rio.

“Sukses buat acaranya ya!” kata Rio tersenyum. Bagaimanapun juga, ide yang disampaikan Patton tadi cukup menarik hatinya. Patton balas tersenyum dan mengangkat sebelah jempolnya. Dengan langkah ringan Patton terus berjalan menuju kelasnya kembali, sementara Rio terus menaiki tangga. Di ujung tangga, ternyata Zevana sedang berdiri menunggunya.

“Thanks ya Kak, udah mau bantuin kami” kata Zevana sambil tersenyum sumringah.
Rio mengangguk sambil tersenyum tipis. “Lo emang pinter ya Zev. Penuh taktik” ujar Rio. Zevana tertawa kecil.

“I’ll take that as a compliment” sahut Zevana santai sambil menuruni tangga.
Rio masuk ke kelasnya sambil menggeleng-gelengkan kepala. Bagaimanapun juga, dia bangga dengan pasangan Patton dan Zevana yang meneruskan kepemimpinannya dan Angel di OSIS. Patton dengan ide-ide cemerlangnya, dan Zevana dengan strategi yang jitu untuk mewujudkan ide-ide Patton tersebut. Pasangan yang serasi, pikir Rio sambil tersenyum geli.

***

Utami Irawati
PS Kimia FMIPA Unlam
>+62-81351396681
utami_irawati@yahoo.co.uk
@utamiirawati

Tidak ada komentar: